Sabtu, 25 Oktober 2008

"SILSILAH KELUARGA"

Kami Adalah Keluarga Bahagia yang berasal dari 1 ibu dan 1 ayah :\
HENDRIK NICHOLAAS MANUPUTTY & RAMELINA WATTIMENA
yang di karunia 8 orang anak

Drs. Med. PIETER MANUPUTTY kawin dengan NANCY KAILOLA
ALEX MANUPUTTY kawin dengan BONEKE DASMASELLA
FREDY MANUPUTTY kawin dengan MARIYONI SURIPATTY
YACOB MANUPUTTY kawin dengan AGATHA MARUANAJA
RUDLOF MANUPUTTY kawin dengan ERNY E. SEKEWAEL.
FRANSIN MANUPUTTY kawin dengan DECKY ABUBAKAR
MARGARETH MANUPUTTY kawin dengan FRANGKY SAHETAPY
JULIA MANUPUTTY.S.PI kawin dengan LUCKY A. F. SAHERTIAN S.T

Dan dikaruniai 14 orang cucu

MIRELA MANUPUTTY kawin dengan JOHN ROBERTH IZAAC NIKIJULUW. S. SOS
HENLY MANUPUTTY
MARIO TAMAELLA
KEVIN MANUPUTTY
HENDRA MANUPUTTY
NOVITA ABUBAKAR
FRETER MANUPUTTY
JEAN MANUPUTTY
CHEY SAHETAPY
RENDY ABUBAKAR
JO SAHERTIAN
NOEL SAHETAPY
CLIF SAHETAPY
IRENE SAHERTIAN
GABY MANUPUTTY

dan 2 orang cece

EDYCO KAPITANO PERKASA NIKIJULUW
MARYBEL SHARON NIKIJULUW
NEGERI NOLLOTH SERTA PENINGGALALAN-PENINGGALAN SEJARAHNYA
Dalam melestarikan berbagai peninggalan-peninggalan sejara yang diwariskan datuk-datuk kita agar dapat diperlihatkan kepada Generasi mendatang serta memperkaya khasana budajayang ada di wasata untuk lebih lagi diperkembangkan yang dapat mendatangkan devisa bagi negara kita.Dibawa ini dibentangkan sejara dan’¦ daja yang ada di negeri Nolot secara bersambung sebagai hasil wawancara yang diadakan dengan bapak kepada negeri serta tua-tua yang ada di negeri Nolot.Negeri Nolot terletak di jasirah Hatawano sebelah utara dari pulau Saparua.Berbatasan dengan negeri Itawaka di utara dan negeri Iha di selatan, dengan luas daerahnya 15 km danjumlah penduduk sebesar 2655 orang yang terdiri dari 516 rumah tanga.Asal usul dan sejarahnya dapat dijelaskan dari beberapa sumber sejarah baik tertulis maupun cerita rakyat setempat sebagai berikut.
Datuk-datuk yang mendirikan negeri (desa ) Nolot berasal dari Ceram Barat di daerah AIHIOLO dan mereka bermukin ditempat yang bernama Lumapalatale.Pada waktu itu negeri Aihiolo sedang bemusuhan dan berperan dengan negeri Nunutetu, sehingga keamanan sangat terancam, akibatnya mereka memutuskan untuk meninggalkan negeri di Ceram dan menuju ke pulau Saparua.Menyusuri sungai Tala mereka tiba di pantai dan seladjutnya menyeberang selat Ceram dan tiba di pantai HATAWANO.Dari sana mereka naik ke gunung NOLLO.
Nollo artinya lihat dari jauh.
Aman Nollo terdiri dari dua buah Soa atau Uku ( kampong ) dengan marga atau matarumah pokok yaitu:
• UKU LIMA: terdiri dari matarumah Huliselan, Malessy, Selanno, Matatula dan Pasalbessy.
• UKU LUA: terdiri dari matarumah Luhulima dan Metekohy.
Selain matarumah-matarumah pokok tersebut diatas, ada beberapa lagi yang tidak masuk dalam Uku Lima dan Uku Lua yaitu Silahooy, Patty, Sipasulta, Tousalwa dan Ihalauw.Selama berada di gunung Nollo, mereka diperintah oleh Raja LATUSOPACUA.Pada tahun 1653 orang-oarang Nolot berperang dengan Belanda dipimpin Raja Toulapia dan sebahagian menyingkir kembali ke gunung Nollo.Setela Raja Toulapia dapat ditangkap belanda dan dibunuh dengan cara yang kejam.Orang-oarang Nolot dipaksa turun kembali ke pantai dan mereka memuluk Agama Kristen setelah dibabtis secara masalpada tanggal 8 september 1653.Setiap tahun hingga sekarang tanggal tersebut selalu deperingati sebagai kenangan sejarah.Untuk melindungi diri dari serangan penduduk HATAWANO khususnya orang-orang Nolot, maka pada tahun 1655 belanda mendirikan sebuah benteng kecil ditepi pantai batu karang yang disebut dengan nama: “HET HUIS TE VELSEN” pada tahun 1671, benteng tersebut runtuh karena gempa bumi besar, dan sekarang hanya tinggal bekas-bekas pondasinya.Desa Nolot sekarang terdiri dari 7 SOA asli ditambah satu SOA bebas ( pendatang ).Sesudah Raja Toulapia dibunuh belanda, maka yang menggantinya adalah Raja LATUPULUKU.LATU dari matarumah Pasalbessy.
Negeri Nolot mempunyai ikatan “PELA” dengan negeri HARUKU dipulau HARUKU.

PENINGGALAN SEJARAH DI NEGERI NOLOT

Di negeri Nolot dapat dijumpai beberapa peninggalan sejarah dan dapat dicatat sebagai berikut:
Tabel 1.: JUMLAH TIANG DAN MATARUMAH PEMILI


Upacara-upucara adat yang sampai sekarang masih dilaksanakan di Baileu adalah:
• Upacara penerimaan “kain Berkat”( Mas Kawin )
• Upacara pelantikan Raja, Kepala Soa dan Kewang
• Upacara Buka Sasi dan tutup Sasi
• Upacara Tutup Atap Baileu


Selain upacara-upacara tersebut di atas di baileu masih diadakan rapat dan musyawarah untuk memutuskan hal hal penting bagi kepentingan masyarakat desa.
Dewasa ini upacara adat sudah dikombinasikan dengan kebiasaan-kabiasaan baru seperti unsur-unsur agama Kristen ( doa ) dan pemerintahan yang terlibat misalnya pada upacara pelantikan raja sehabis upacara adapt di Baileu, lalu diteruskan dengan upacara pengukuhan di geredja.Matarumah-matarumah yang berperan dalam upacara “Tutup Atap Baileu” adalah Matarumah Sipasulta yang berhak meletakan atap “Astahul” pertama, sedangkan astahul kedua dan ketiga masing-masing Matarumah Tuwanakotta dan kemudian dikuti seluruh masyarakat desa.Matarumah Sihalooy menutup atap bumbungan dan dibantu Matarunah Ninkeula.Matarumah Pemahu menikat tali bumbungan.Matarumah Letemia memukul tifa dan gong.Demikian juga halnya dengan mereka yang menjaga pintu masuk Baileu seperti:

• PINTU I.: Matahari terbit dijaga oleh Uku Lima yang terdiri dari Matarumah-matarunah Huliselan, Malessy, Selanno, Matatula dan Pasalbessy.

• PINTU II.: Matahari terbenam dijaga oleh Matarumah Luhulima dan Metekohy.

• PINTU III.: Yaitu pintu tengah pada matahari terbit dijaga oleh Matarumah Raja Gunung yaitu LatuSopacua Latu( Sopacua ).

• PINTU IV.: Yaitu pintu tengah matahari terbenam dijaga oleh Raja Pantai yaitu Latupukulu latu (pasalbessy).

• Pada upacara Adat penting selalu hadir masyarakat Pela dari negeri Haruku.

GEREJA TUA NOLOT



Peletakan Batu pertama pada tamanya pada tahun 1820 dan Geredja ini diresmikan permakaiannya pada tahun 1860 oleh Pendeta Belanda R.Bossert dan S.Y.Manuputty.
Gedung Geredja tidak mempunyai nama dan prasastinya hanya ditulis nama “BAIT ALLAH”.Penderian Gedung Geredja ini memakan waktu sekitar 40 tahun dan dibantu oleh Jemaat Pela dari Haruku/Sameth.Menurut ceritra orang tua-tua dalam jemaat, pembangunan gedung Geredja ini menyita sehabagian besar daya dan dana dari jemaat setempat.Beberapa keluarga yang tidak dapat menahan pengorbanan, terpaksa meninggalkan jemaatnya seperti keluarga Huliselan yang pergi ke desa Lateri dan Keluarga Ninkeula ke desa Hattu di pulau Ambon.Gedung Geredja berbentuk empat persegi dengan ukuran 32,46 x 20,21 meter.Dinding bangunan-bangunan setebal kira-kira 1 meter dibuat dari batu kapur pengganti semen.Bangunan Geredja bagian dalam ditunjang dua deret tiang Lilin sebanyak 8 buah.

Jumlah pintu dan jendela masing-masing:

- Jendela besar sebanyak 12 buah

- Jendela kecil sebanyak 13 buah

- Pintu depan dan pintu belakang

Loteng berbentuk kubah memanjang yang disebut juga berbentuk “Belakang Totoruga”
( penyu ).Sedangkan bentuk Mimbar seperti cawan.Beberapa benda dan peralatan Geredja masih utuh dan asli seperti:

- Banku-banku duduk jemaat

- Kas ( bangku ) duduk untuk Raja dan Keluarganya

- Kas ( bangku ) duduk penatua da syamas

- Alat-alat perjamuan kudus

- Enam buah Tanggu bertangkaipanjang sekitar 3 meter

- Alkitab yang memakai kunci, terjemahan Leidekker

- Mimbar kecil dan Mimbar besar dan kursi di dalamnya

- Sebuah lemari dan sebuah Lonceng lama.

Gedung Geredja ditutup dengan atap dan 5 tahun sekali diganti dengan atap baru.
Kunci Stori atau ruangan pertemuan Majelis Jemaat, adalah bangunan baru yang dikerjakan tahun 1964.



EKSPRESSI BUDAYA dan SENIN


Pada umumnya Ekspressi Budaya dan Seni yang dijumpai dalam masyarakat desa Nolloth tidak berbeda jauh dengan desa-desa yang lain seperti yang telah dicatat pada desa-desa lain yang ada di Kecamatan Saparua.Namun ada beberapa yang spesifik dan menonjol yang dapat dicatat pada seni tari dan menu makanan.Dalam seni tari di Nolot terkenal beberapa tarian adat seperti tari Cakalele Bulu Ayam.Selain tarian-tarian adat tersebut dapat dicatat pula beberapa tarian moderen kreasi barus seperti tari bialola.
Tari Cakalang,
Tari Pata Cengkeh,
Tari Pukul Sagu.

Pakaian yang dipakai penari dan musik yang mengiringnya disesuaikan dengan latar belakang budaya yang diekspresikan oleh masing-masing tarian misalnya.
Tari Cakalele Bulu Ayam ditarikan oleh orang laki-laki.Pakaian yang dikenakan ialah baju cele dan calana makasarkat pinggang serta Topi Bulu Ayam yang putih bersih.
Alat yang dipakai sebagai pelengkap adalah Parang dan Salawaku ( Perisai )
dan musik yang mengiringinya adalah Tifa dan Suling.Tari Bulu Ayam ditarikan oleh Wanita yang dipilih dari tiap-tiap Soa.Pakaian dan alat musik mirip pada Cakalele Bulu Ayam yang disesuaikandengan penerinya yaitu kaum wanita.Tarian adat hanya boleh pada upacara-upacara adat seperti pada Upacara pelantikan Raja.Perbaikan Rumah Adat Baileu dan lainnya.Sedangkan Tarian moderen auta kreasi baru ditarikan setiap dibutuhkannya, misalnya untuk menerima tamu di Desa.Makanan atau kue spesifik di Nolot ialah Kue Orabe dan Kue Baksona, bahan utamanya adalah tepung sagu.


LINGKUNGAN ALAM DESA NOLOT


Desa Nolot juga mempunyai beberapa pantai yang indah untuk rekreasi laut antara lain Pantai Wailessi, Pantai Asal dan Pantai Wailaloni.Pantai yang berbatu kerikel dan pasir putih di pelabuhan Tuhaha sebelah utara ini mempunyai permandangan yang indah ke pulau Ceram dan sekitarnya.Pantai yang terjal dan air laut yang bersih ini penuh juga dengan terumbu karang dan taman-taman laut.Selanjutnya pegunungan dan bukit-bukit di belakang desa Nolot, penuh dengan kebun-kebun
cengkeh dan buah-buahan sebagai sumber mata pencarian penduduk, di samping usaha-usaha sebagai nelayan.Desa Nolot terkenal pula dengan ketrampilan para nelayan menangkap ikan Cumi-cumi ( sontong ).Dalam seni Oleh Raga Bahari, Desa Nolot terkenal di pulau Saparua sebagai juara lomba dayung “PARAHU MANGGOROBE “ dengan perahu lomba khusus yang disebut “Belang”.Di desa Nolot dapat dijumpai tipe-tipe perahu nelayan yang spesifik yang disebut Kole-Kole. Melihat pada potensi yang ada di Desa Nolot dalam upaya menumbuh kembangkan serta memperkenalkan desa Nolot, maka sebagian Pemuda Pelajar Mahasiswa Desa Nolot yang berdomisili di Kotamadya Ambon telah berkerdja sama dengan salah satu organisasi social yang ada di Desa Nolot yaitu organisasi Garuda untuk sama-sama melaksanakan kegiatan“Lomba dayung Perahu Tradisional” untuk memperebutkan Garuda Cup.Dan kegiatan ini dileksanakan sejak tanggal 27 desember 1991.Dan pada tanggal 28 desember 1992 lewat sambutan kepala Dinas Pariwisata Tingkat I Maluku maka kegiatan Lomba Dayung Perahu Tradisional tersebut dijadikan sebagai Iven daerah.